Pulau Kalimantan merupakan bagaian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.. Mengenal kondisi geografis Pulau Kalimantan bisa dilakukan secara tidak langsung, salah satunya dengan menggunakan peta.. Baca juga: Kondisi Geografis Pulau Sulawesi Berdasarkan Peta: Letak, Luas, dan Kondisi Alam Kondisi geografis adalah gambaran tentang keadaan suatu wilayah yang berkaitan

› Daerah›Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar di Pulau Sulawesi. Daerah ini terkenal akan keberadaan teluk-teluk indah dan pulau yang cantik. Wilayah ini juga kaya akan sumber daya alam, mulai dari pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, hingga perkebunan. KOMPAS/YUNIADHI AGUNGPekerja menyelesaikan pembuatan tugu gerhana matahari total di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu 6/3/2016. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut peristiwa gerhana matahari total, Rabu 9 Maret Sulawesi Tengah untuk pertama kalinya dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Perppu Nomor 2 Tahun 1964 yang kemudian dijadikan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964. Sebelumnya, Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah keresidenan di bawah pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara-Tengah. Peringatan hari ulang tahun provinsi yang memiliki moto “Nosarara Nosabatutu” bersama kita satu ini ditetapkan pada tanggal 13 April 1964. Penetapan itu didasarkan pada tanggal diangkatnya Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah untuk pertama kali. Tahun 2020, provinsi ini memperingati hari jadinya Sulawesi Tengah atau disingkat Sulteng memiliki luas kilometer persegi atau setara 3,2 persen dari luas Indonesia. Populasi penduduknya mencapai 3,05 juta jiwa pada administratif, provinsi dengan ibu kota Palu ini terdiri atas 12 kabupaten, 1 kota, 175 kecamatan, dan desa/ PembentukanSulawesi Tengah termasuk salah satu provinsi yang kaya akan situs prasejarah megalitikum seperti disebut dalam laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan tulisan Iksam berjudul Potensi Peninggalan Arkeologi Sulawesi Tengah untuk Pengembangan informasi di tulisan itu, disebutkan penelitian peninggalan arkeologi prasejarah di Sulawesi Tengah telah dilakukan oleh para peneliti bangsa Eropa sejak akhir abad 19, yang dimulai oleh Adriani dan AC Kruyt dalam tulisannya “Van Poso naar Parigi een Lindoe” pada tahun 1898. Kemudian pada tahun 1938 Kruyt menerbitkan tulisannya “De West Toradjas in Midden Celebes”.Dalam tulisan tersebut, Kruyt menyebutkan beberapa tinggalan arkelogis di Kulawi seperti kalamba di Gimpu, batu dulang di Mapahi, dan peti kubur kayu di Danau Lindu. Walter Kaudern, seorang peneliti berkebangsaan Swedia pada tahun 1938 menerbitkan tulisannya “Megalithic Finds in Central Celebes” dan sebuah tulisan tentang etnografi “Structure and Settlements in Central Celebes”Situs-situs megalitik di Sulawesi Tengah terkonsentrasi di kawasan Taman Nasional Lore Lindu yang meliputi Lembah Napu, Lembah Besoa, Lembah Bada, Danau Lindu, Kulawi, dan Gimpu yang mencakup dua kabupaten, yaitu Kabupaten Poso dan Kabupaten Donggala. Kawasan Taman Nasional Lore Lindu merupakan kawasan perlindungan benda cagar budaya dan perlindungan serta konservasi keanekaragaman hayati yang temuan megalitik di Taman Nasional Lore Lindu, yaitu Kalamba, Arca Menhir, Menhir, Batu Dakon, Batu Dulang, Lumpang Batu, Batu Kerakal, Altar, Dolmen, Tetralit, Temu Gelang, Tiang Batu, Tumulus, Punden Berundak, Tempayan Kubur, Batu Gores, Palung Batu, Peti Kubur Kayu, dan Jalan buku Sejarah Daerah Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah memiliki banyak kerajaan dan kerajaan-kerajaan kecil di setiap wilayahnya. Kerajaan Banawa tercatat sebagai kerajaan pertama di Sulawesi Tengah. Kerajaan ini didirikan oleh Sawerigading dengan putranya yang bernama La Galigo. Pada masa pemerintahan Sawerigading inilah dibentuk dewan-dewan adat yang disebut sebagai Pitunggota dan adalah suatu lembaga legislatif yang terdiri dari tujuh anggota dan diketuai oleh seorang Baligau. Struktur pemerintahan ini mengikuti susunan pemerintahan ala Bone dan terdapat di Kerajaan Banawa dan Kerajaan Sigi. Sedangkan, Patanggota merupakan pemerintahan ala Wajo dan dianut oleh Kerajaan Palu dan Kerajaan Tawaeli. Patanggota Tawaeli terdiri dari Mupabomba, Lambara, Mpanau, dan abad ke-16, berdiri Kerajaan Banggai atas pengaruh Kerajaan Ternate. Kerajaan Banggai terbagi atas empat distrik, yakni Babolau, Singgolok, Kookini, dan Katapean dengan rajanya pembagian tersebut, Banggai merupakan kerajaan yang menerapkan sistem demokrasi. Pemimpin kerajaan dipilih bukan berdasarkan garis keturunan melainkan dari golongan bangsawan atau siapa saja yang dianggap mampu untuk memimpin suatu Palu juga merupakan kerajaan besar yang pernah berdiri di Sulawesi Tengah. Ketika baru berdiri, Kerajaan Palu masih menggunakan sistem pemerintahan monarki. Ibu kota Kerajaan Palu pertama bernama Pandapa 1796–1888, kemudian ibu kota kedua bernama Panggovia 1888–1960.KOMPAS/VIDELIS JEMALITampak peninggalan megalitik berupa kalamba di Situs Megalitik Pokekea, Desa Hangira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu 17/9/2017. Benda purbakala tersebut diperkirakan telah ada sejak tahun sebelum abad ke-17, wilayah Sulawesi Tengah mulai masuk dalam kekuasaan kolonialis Belanda. Dengan dalih untuk mengamankan armada kapalnya dari serangan bajak laut, Kongsi Dagang Hindia Belanda atau VOC membangun benteng di Parigi dan abad ke-18, Belanda meningkatkan tekanannya kepada raja-raja di Sulawesi Tengah. Mereka memanggil raja-raja Sulawesi Tengah untuk datang ke Manado dan Gorontalo untuk mengucapkan sumpah setia kepada abad ke-20, Belanda sepenuhnya menguasai Sulawesi Tengah setelah ada ikatan perjanjian dengan nama lang contract dan korte verklaring. Kerajaan yang membangkang ditumpas oleh Belanda denga menggunakan kekerasan berkuasa, Belanda menjadikan beberapa wilayah di Sulawesi Tengah sebagai afdeeling wilayah administratif. Afdeeling tersebut dipecah lagi menjadi Onderafdeeling wilayah administratif yang lebih kecil.Misalnya Afdeeling Donggala dengan ibukota Donggala dan Onderafdeeling Poso, Tolitoli, Palu dan Buol. Kemudian Afdeeling Poso dengan ibu kota Poso dan Onderafdeeling Poso, Parigi, Kolonadale, dan juga berusaha untuk memecah hubungan kekeluargaan kerajaan untuk menghindari kekuasaan dari satu keluarga kerajaan. Belandalah yang memutuskan siapa yang diangkat menjadi raja, dan orang yang dipilih adalah orang yang dirasa dapat dipengaruhi atau diperalat permulaan abad ke-20 pula, mulai muncul pergerakan-pergerakan yang melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Selain pergerakan lokal, masuk pula pergerakan-pergerakan yang berpusat di yang pertama mendirikan cabang di Sulawesi Tengah adalah Syarikat Islam SI yang didirikan di Buol Tolitoli tahun 1916. Organisasi lainnya yang berkembang di wilayah ini adalah Partai Nasional Indonesia PNI yang cabangnya didirikan di Buol tahun rakyat mencapai puncaknya pada tanggal 25 Januari 1942. Para pejuang yang dipimpin oleh ID Awuy menangkap para tokoh kolonial seperti Controleur Tolitoli De Hoof, Bestuur Asisten Residen Matata Daeng Masese, dan Controleur Buol de Vries. Dengan tertangkapnya tokoh-tokoh kolonial itu, praktis kekuasaan Belanda telah tanggal 1 Februari 1942, bendera Merah Putih dikibarkan untuk pertama kalinya di Tolitoli. Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama karena seminggu kemudian pasukan Belanda kembali datang dan melakukan mendarat di wilayah Sulawesi Tengah, tepatnya di Luwuk, pada tanggal 15 Mei 1942. Dalam waktu singkat, Jepang berhasil menguasai wilayah Sulawesi Tengah. Pada era Jepang, kehidupan rakyat semakin tertekan dan sengsara. Seluruh kegiatan rakyat hanya ditujukan untuk mendukung peperangan Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai Jepang menyerah kepada Sekutu dan disusul dengan proklamasi kemerdekaan Republik awal kemerdekaan, Sulawesi tengah merupakan bagian dari provinsi Sulawesi. Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia, pascakemerdekaan adalah saatnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih. Rongrongan terus datang dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Belanda menerapkan politik pecah-belah di mana Indonesia dijadikan negara serikat. Namun akhirnya, bangsa Indonesia dapat melewati rongrongan itu dan pada tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia kembali menjadi negara saat itu, Sulawesi kembali menjadi salah satu provinsi di Republik Indonesia dan berlangsung hingga terjadi pemekaran tahun 1960. Pada tahun tersebut, Sulawesi dibagi dua menjadi Sulawesi Selatan-Tenggara yang beribu kota di Makassar dan Sulawesi Utara-Tengah yang beribu kota di Manado. Pada tanggal 23 September 1964, Provinsi Sulawesi Utara-Tengah dimekarkan menjadi Provinsi Sulawesi Utara yang beribu kota di Manado dan Provinsi Sulawesi Tengah yang beribu kota di Sulawesi Tengah terletak di antara 2°22\' Lintang Utara dan 3°48\' Lintang Selatan, serta 119°22\' dan 124°22\' Bujur Timur. Wilayah ini termasuk dilintasi garis khatulistiwa. Garis ini membentang di wilayah Kabupaten Parigi Provinsi Sulawesi Tengah bagian utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo, bagian timur berbatasan dengan Provinsi Maluku, bagian selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara, dan bagian barat berbatasan dengan Selat ini memiliki luas kilometer persegi atau setara 3,2 persen luas Indonesia. Kabupaten terluas di provinsi ini adalah Morowali Utara seluas km persegi. Sedangkan kabupaten terkecil adalah Kota Palu dengan luas 395,06 kilometer di Provinsi Sulawesi Tengah termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin muson. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Sulawesi Tengah terdiri dari wilayah pegunungan dan perbukitan yang mencakup sebagian besar wilayah provinsi, serta dataran rendah yang umumnya tersebar di sepanjang pantai dan Tengah memiliki banyak pulau. Menurut data BPS, jumlahnya mencapai pulau. Beberapa pulau yang terkenal karena keindahannya, yaitu Kepulauan Togean, Pulau Kadidiri, Pulau Pasoso, dan Pulau ini memiliki dua danau, yaitu Danau Poso dan Lindu, beberapa sungai yang cukup besar dan pegunungan yaitu Gunung Sojol, Bulu Tumpu, Hohoban, Balantak Tompotika, Witim-pondo, Mungku, Mapipi, Nokilalaki, dan Sulawesi Tengah termasuk daerah rawan bencana alam terutama gempa bumi. Wilayah ini dilalui oleh jalur pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng JEMALIPasir putih dan laut dangkal tampak di ujung timur Pulau Malenge, Desa Kadoda, Kecamatan Talatako, Kabupaten Togean, Sulteng, seperti terlihat pada Rabu 8/8/2018. Destinasi wisata itu bagian dari Taman Nasional Kepulauan Togean yang menjadi salah satu destinasi unggulan berdiri sendiri pada tahun 1964, Provinsi Sulawesi Tengah telah dipimpin oleh 10 gubernur dan 3 penjabat gubernur. Gubernur pertama Sulawesi Tengah adalah Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning. Dia resmi menjabat Gubernur Sulawesi Tengah sejak tanggal 13 April 1964 setelah serah terima dari Gubernur Sulawesi Utara-Tengah FJ Sulawesi Tengah dipimpin oleh Gubernur Mohammad Jasin 13 April 1968 – April 1973, Albertus Maruli Tambunan 1973 – 1978, Moenafri 1978 – 1979, Eddy Djadjang Djajaatmadja 1979 – 1980, Penjabat Gubernur Eddy Sabara 1980 – 1981, Ghalib Lasahido 1981–1986, Abdul Aziz Lamadjido 1986–1996.Kemudian diteruskan oleh Gubernur Bandjela Paliudju 1996–2001, Aminuddin Ponulele 2001–2006, Penjabat Gubernur Gumyadi 20 Februari 2006 – 24 Maret 2006, Bandjela Paliudju 2006–2011, Penjabat Gubernur Tanribali Lamo 24 Maret 2011 – 16 Juni 2011. Gubernur Longki Djanggola menjabat dua periode 2011–2016 dan 2016– administratif, Provinsi Sulawesi Tengah membawahi 12 kabupaten dan 1 kota yang terdiri dari 175 kecamatan dan desa yang di dalamnya termasuk kelurahan dan Unit Pemukiman Transmigrasi. Jumlah tersebut tidak berubah dalam dua tahun dan kota tersebut, meliputi, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Banggai, Kabupaten Morowali, Kabupaten Poso, Kabupaten Donggala, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Buol, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojo Una-una, Kabupaten Sigi, Kabupaten Banggai Laut, Kabupaten Morowali Utara, dan Kota Aparatur Sipil Negara ASN pemerintah daerah Sulawesi Tengah pada semester I 2019 adalah orang. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan Desember 2018 yakni sebanyak sisi politik, Sulawesi Tengah terlihat cukup demokratis. Hasil pemilihan anggota DPRD menunjukkan tidak satupun partai politik yang mendominasi DPRD tingkat I. Golkar dan Nasdem merupakan partai dengan anggota terbanyak, yaitu sebanyak 7 anggota dari 45 kursi yang tersedia. Disusul oleh Gerindra dan PDI-P masing-masing 6 kursi. Selanjutnya Demokrat, PKB, dan PKS memperoleh 4 kursi. Hanura, Perindo, dan PAN memperoleh 2 kursi, serta PPP dengan 1 WIDIANTOROPresiden Joko widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi ucapan selamat kepada Longki Djanggola kiri dan H Soedarto kedua kiri usai dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah di Istana Negara, Jakarta, Kamis 16/6/2016. Dalam sambutannya, Presiden meminta agar mereka setia pada janji kampanye, mengentaskan kemiskinan, serta menciptakan lapangan kerja bagi warga Sulawesi sejarahnya, konstelasi politik di Sulteng tidak dapat dipisahkan dari Partai Golkar, kecuali pada Pemilu pertama 1955. Partai ini mendominasi perolehan suara sejak 1971 hingga awal masa reformasi. Namun, dominasi Golkar di Sulawesi Tengah mulai tertandingi oleh partai-partai lainnya. Bahkan dalam Pemilu 2014 dan Pemilu 2019, Golkar tidak lagi meraih suara Pemilu 1955, partai-partai bercorak agama sangat mendominasi wilayah Sulawesi Tengah dengan mengambil 89 persen suara. Rinciannya, Masyumi meraih 39,52 persen ketika itu, diikuti Partai Syarikat Islam Indonesia yang meraih 31,92 persen, dan Partai Kristen Indonesia mendapat 16,33 Partai Nasional Indonesia PNI, partai bercorak nasional, yang di berbagai kawasan berjaya, di sini hanya mendapat 7,65 persen. Partai Komunis Indonesia PKI bahkan tak meraih satu persen suara pun. Peta politik Pemilu 1955 tersebut tidak lagi tercermin pada era Orde Baru sampai kebebasan Pemilu era Orde Baru, kejayaan partai-partai politik, terutama partai Islam yang pernah dirintis pada pemilu sebelumnya langsung terpuruk. Di sisi lain, Golkar mendominasi perolehan suara selama 7 kali pemilu di Sulawesi Tengah, sejak tahun Pemilu 1971, Golkar meraih suara 76,84 persen, kemudian 79,3 persen suara pada Pemilu 1977, 81 persen suara pada Pemilu 1982, 83 persen suara pada Pemilu 1987, 81 persen suara pada Pemilu 1992, dan 84,89 persen suara pada Pemilu itu, kiprah partai-partai politik, terutama partai Islam, terpuruk selama masa Orde Baru. Masyumi yang ditakdirkan berumur pendek ternyata tidak mampu mewariskan kebesarannya kepada penerusnya. PSII tercatat hanya meraih 10,6 persen suara, Parmusi 9,2 persen, NU 4 persen, dan Perti hanya 231 perolehan suara partai-partai Islam tersebut menandai runtuhnya kejayaan politik Islam. Bahkan pascafusi partai tahun 1973, langkah partai politik, khususnya partai Islam, menjadi semakin kecil lantaran keberadaan mereka dihilangkan dari percaturan politik Pemilu 1977 PPP hanya memperoleh 19,3 persen suara dari pemilih. Turunnya perolehan suara PPP ini ternyata berlangsung terus hingga Pemilu 1997. Secara berturut-turut, PPP meraih 16 persen suara pada Pemilu 1982, 12 persen suara pada Pemilu 1987, 11 persen pada Pemilu 1992, dan 10,39 persen suara pada Pemilu partai-partai nasionalis, Kristen, dan sosialis itu difusikan ke dalam Partai Demokrasi Indonesia PDI, perolehan suaranya pun terpuruk. Pemilu 1977 menjadi saksi terpuruknya suara PDI hingga 1,4 persen. Selama empat kali pemilu berikutnya partai berlambang kepala banteng ini hanya mampu mencatat rekor tertinggi perolehan suaranya hingga 8,3 persen dari warga Sulawesi Tengah yang menjadi pemilih pada Pemilu 1992. Pada Pemilu 1997, PDI hanya meraih 4,72 persen pengumpulan kursi DPR Golkar dan PPP secara konsisten mampu mempertahankan jumlah kursi masing-masing. PPP dari Pemilu 1971 hingga 1997 tercatat hanya mengumpulkan satu kursi, sementara Golkar mengumpulkan sebanyak tiga hingga empat TORUANAda banyak cara berkampanye. Salah satunya adalah bertemu dan berbicara langsung dengan warga masyarakat. Prof. Dr. Emil Salim mencoba melakukannya di Pasar Inpres Manonda, Palu, menyadap aspirasi pedagang kecil dari Suku Kaila di era Reformasi, peta persaingan politik di Sulteng masih diwarnai oleh dominasi Golkar dalam pengumpulan suara. Pada pemilu 1999, Golkar meraih suara terbanyak meskipun perolehan suaranya menurun dibandingkan pemilu-pemilu pemilu tersebut, Golkar meraih suara sebesar 54,56 persen dari suara yang sah. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P yang sedang mendulang simpati rakyat Indonesia saat itu meraih 14,36 persen suara, disusul PPP dengan jumlah suara sebesar 10,72 persen suara. Partai-partai lainnya meraih suara di bawah 3 persen, seperti PAN, Partai Syarikat Islam Indonesia, Partai Kristen Nasional Indonesia, PBB, dan ketiga partai politik Golkar, PDI-P dan PPP terlihat lagi pada Pemilu 2004 ini. Dari suara yang masuk, Golkar mampu mengantongi 38,59 persen, PPP meraup 7,0 persen, dan PDI-P hanya mampu mengumpulkan 6,92 Pemilu 2009, Golkar tetap menempati urutan pertama meskipun perolehan suaranya turun jauh menjadi 18 persen. Kemudian disusul oleh Demokrat dengan suara 17 persen, PKS dengan 9 persen suara, Hanura dan PDI-P masing-masing memperoleh suara 6 persen, PAN memperoleh suara 5 persen, PDS dan Gerindra masing-masing memperoleh suara 4 persen, PPP memperoleh suara 3 persen, sedangkan PKB dan PBB memperoleh suara 2 Pemilu 2014, Gerindra memenangkan panggung politik Sulawesi Tengah dengan perolehan suara 12,78 persen. Disusul oleh Demokrat dengan suara 12,21 persen, Nasdem memperoleh suara 12,02 persen, dan PDI-P memperoleh suara 10,04 persen.Adapun partai-partai lainnya yang memperoleh suara di bawah 10 persen, yakni partai Hanura 8,67 persen, PAN 6,81 persen, PKS 5,89 persen, PKB 5,04 persen, PPP 3,65 persen, PBB 1,83 persen, PKPI 1,75 persen.Lima tahun kemudian, pada Pemilu 2019, giliran Nasdem yang berhasil merebut panggung politik di Sulawesi Tengah. Nasdem meraih suara 17,5 persen. Gerindra berada di posisi kedua dengan perolehan suara 13,2 persen. Disusul Golkar memperoleh suara 12,5 persen. Sementara partai-partai lainnya memperoleh suara di bawah 10 penduduk Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2019 mencapai 3,05 juta jiwa, terbanyak kedua di Pulau Sulawesi setelah Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 8,82 juta asli Sulawesi Tengah terdiri atas 15 kelompok etnis, yaitu etnis Kaili di Kabupaten Donggala, Kota Palu dan sebagian Kabupaten Paringi Moutong. Etnis Kulawi berdiam di Kabupaten Donggala, etnis Lore di Kabupaten Poso, etnis Pamona di Kabupaten Poso, etnis Mori di Kabupaten Bungku berdiam di Kabupaten Morowali, etnis Saluan atau Loinang di Kabupaten Banggai, etnis Balantak di Kabupaten Banggai, etnis Taa di Kabupaten Banggai, etnis Bare’e di Kabupaten Touna, etnis Banggai di Banggai Kepulauan. Selanjutnya, etnis Buol mendiami kabupaten Buol, etnis Tolitoli di Kabupaten Tolitoli, etnis Tomini di Kabupaten Parigi Moutong, etnis Dampal di Dampal, Kabupaten Tolitoli, etnis Dondo di Dondo, Kabupaten Tolitoli, etnis Pendau di Kabupaten Tolitoli, dan Etnis Dampelas berdiam di Kabupaten 15 kelompok etnis tersebut, ada beberapa suku kecil yang hidup di daerah pengunungan, seperti suku Da’a di Kabupaten Donggala, suku Wana di Kabupaten Morowali, serta suku Seasea dan suku Daya di Kabupaten Buol dan Kabupaten penduduk asli, daerah ini dihuni pula oleh transmigran seperti dari Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Suku pendatang yang mendiami wilayah Sulteng adalah Mandar, Bugis, Makasar, Toraja serta etnis lannya di Indonesia sejak awal abad ke-19 dan sudah membaur dengan masyarakat ini juga kaya akan bahasa daerah. Hasil pemetaan Barbara F Grimes menunjukkan dari aspek etnologi, terdapat 30 bahasa utama dengan 67 macam dialek yang digunakan oleh orang sebagai bahasa ibu di Sulawesi Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat 72,36 persen penduduknya memeluk agama Islam, 24,51 persen memeluk agama Kristen, dan 3,13 persen memeluk agama Hindu serta pencaharian sebagian besar penduduk Sulteng didominasi oleh pertanian. Angkanya mencapai 41,36 persen dari 1,44 juta penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja. Disusul bekerja di sektor perdagangan besar 14,61 persen, dan administrasi 8,36 JEMALIWarga Kelurahan Lasoani, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, menerima percikan air dari seorang tetua adat dalam upacara pompaura posunu rumpu, Kamis 16/10/2014. Ritual ini dilakukan oleh masyarakat Kaili, suku dominan di Sulteng, untuk membersihkan kampung dari kesialan, bencana, dan manusia di Sulawesi Tengah terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya nilai Indeks Pembangunan Manusia IPM. Pada tahun 2010, IPM Sulteng masih 63,29 kemudian meningkat menjadi 69,50 pada tahun 2019. IPM Sulteng tersebut masuk kategori IPM tersebut didukung oleh peningkatan komponen pendukungnya. Umur harapan hidup Sulteng meningkat dari 64,17 tahun untuk laki-laki dan 68,07 tahun untuk perempuan pada tahun 2010, menjadi 66,32 tahun untuk laki-laki dan 69,75 tahun untuk perempuan pada tahun bidang pendidikan, harapan lama sekolah HLS meningkat dari 10,99 tahun untuk laki-laki dan 11,37 tahun untuk perempuan pada tahun 2010, menjadi 12,95 tahun untuk laki-laki dan 13,50 tahun untuk perempuan pada tahun 2019. Adapun rata-rata lama sekolah RLS meningkat dari 7,65 tahun pada tahun 2010 menjadi 8,75 tahun pada tahun per kapita per tahun meningkat dari Rp 7,98 juta pada tahun 2010 menjadi Rp 9,48 juta pada tahun Pengangguran Terbuka TPT di Sulawesi Tengah pada Agustus 2020 tercatat sebesar 3,77 persen, lebih tinggi 0,66 persen dibanding TPT Agustus 2019. Jika dilihat dari tempat tinggalnya, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan TPT di perdesaan. Pada Agustus 2020, TPT di perkotaan sebesar 6,33 persen, sedangkan TPT di perdesaan sebesar 2,66 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan TPT di perkotaan sebesar 1,60 persen, begitu juga dengan TPT di perdesaan yang meningkat 0,25 penduduk miskin di Sulteng lima tahun terakhir relatif stagnan. Badan Pusat Statistik Sulteng mencatat pada September 2015 jumlah penduduk miskin jiwa atau sekitar 14,07 persen dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut hanya berkurang sedikit menjadi jiwa pada September 2019 13,18 persen dan menjadi jiwa 12,92 persen pada Maret 2020. Meski ada tren menurun, angka kemiskinan Sulteng lebih tinggi dari rata-rata nasional yang pada September 2019 tercatat 9,22 persen atau Maret 2020 sebanyak 9,41 kurang dari 80 persen warga miskin bermukim di desa. Jumlah penduduk miskin terbanyak berada di Kabupaten Parigi Moutong dengan jiwa dan Donggala jiwa. Secara keseluruhan, penduduk miskin di Sulteng masih lebih banyak daripada warga Kota Palu, yang berjumlah Maret 2020, tingkat ketimpangan atau gini ratio Sulawesi Tengah adalah sebesar 0,326. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,001 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0, ARIFSuwandi 27 dan Faisal 36, petugas dari Puskesmas Dombu Soi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, tengah melayani pengobatan keliling untuk masyarakat suku Da\'a yang tinggal di rumah-rumah pohon, akhir Agustus 2016. Medan berat menjadi kendala bagi tenaga medis yang sebagian besar masih honorer Domestik Regional Bruto PDRB Provinsi Sulawesi Tengah mencapai Rp 166,40 triliun pada tahun 2019. PDRB ini mengalami kenaikan sebesar Rp 16,37 triliun dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapai Rp 150,03 perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah menurut lapangan usaha tahun 2019 masih didominasi oleh empat lapangan usaha utama, yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang 25,96 persen dari PDRB Sulawesi Tengah. Namun, kontribusi sektor ini terus menurun sejak tahun 2015 yakni 31,28 persen menjadi 25,96 persen pada tahun produksi pertanian berupa padi, palawija, jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, talas, ganyong, gembili, dan tanaman serelia lainnya sorgum/cantel, jawawut, jelai, dan PDRB terbesar kedua adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,13 persen. Potensi pertambangan di daerah ini antara lain tambang nikel di Kabupaten Morowali, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Tojo Una-Una. Jenis tambang lainnya adalah minyak dan gas, batubara, galena, dan biji industri pengolahan menyumbangkan 13,01 persen bagi PDRB dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 8,91 PDRB per kapita Sulawesi Tengah atas dasar harga berlaku sejak tahun 2015 hingga 2019 terus meningkat. Nilai PDRB per kapita mencapai Rp 37,38 juta pada tahun 2015, meningkat menjadi Rp 54,70 juta pada tahun pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah sepanjang periode 2010–2019 selalu berada di atas laju ekonomi nasional. Laju ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2015 yakni sebesar 15,52 persen, yang membawa Sulawesi Tengah menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Indonesia setelah Nusa Tenggara Barat NTB.Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada September 2020 tercatat sebesar 702,66 juta dolar AS. Komoditas ekspor utama, antara lain, besi, baja, mineral, dan bahan kimia organik. Adapun negara tujuan ekspor utama, antara lain, China, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, India, dan impor Sulawesi Tengah pada September 2020 sebesar 300,23 juta dolar AS. Komoditas impor utama, antara lain, besi, baja, mesin-mesin/pesawat mekanik, mineral, dan mesin/peralatan JEMALIPengunjung menikmati pijaran cahaya keemasan matahari senja di Pantai Kaluku, Desa Limboro, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, seperti terlihat pada Minggu 10/7/2016. Pantai tersebut mulai diserbu penikmat wisata sektor pariwisata, Sulawesi Tengah sangat kaya alam dan kebudayaan. Sulteng juga memiliki beberapa destinasi wisata yang sangat indah, di antaranya Kepulauan Togean. Karena keindahan alam bawah lautnya, Togean memiliki julukan “The Coral of Triangle” dan sebagai Cagar Biorsfer Dunia yang ditetapkan oleh Unesco pada Juni juga memiliki Pulo Dua yang potensi bawah lautnya tak kalah menarik. Pulo Dua juga bisa dikembangkan sebagai wisata sejarah, karena dulu di sana merupakan lokasi perang tentara Jepang zaman perang Pasifik, Pulau Sambori yang dijuluki “Raja Ampatnya Sulawesi”.Destinasi lainnya adalah Danau Poso sebagai danau terbesar ketiga di Indonesia dan Taman Nasional Lore Lindu yang menjadi habitat hewan endemik Sulawesi serta menjadi situs batu megalitikum yang berusia ribuan EditorIgnatius Kristanto
ANALISISPOTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROPINSI SULAWESI TENGAH Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan TESIS untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Oleh Nudiatulhuda Mangun C4B 005 115 Identifikasi Sektor Unggulan dan Kebijakan TTS
NilaiJawabanSoal/Petunjuk SUAK Teluk kecil BAY Teluk Inggris BONE Teluk Di P. Sulawesi PESISIR Pantai sepanjang teluk GULF Teluk bahasa inggris BIAK Pulau kecil di Teluk Cendrawasih, sebelah utara pesisir Papua ADEN Teluk di Timur Tengah ABISAL Teluk Atau Palung Yang Sangat Dalam TOMINI Teluk di sulawesi tengah BAHRAIN Negara kecil di teluk Persia SERIBU Kepulauan di Teluk Jakarta CALIFORNIA Nama teluk di Meksiko KELABAT Teluk di pulau Bangka RANTAU Pantai sepanjang teluk; pesisir ANDAMAN Kepulauan di Teluk Benggala, Samudera Hindia NIGERIA Negara afrika di teluk guinea KAMERUN Negara afrika di teluk guinea GABON Negara afrika di teluk guinea GUINEA Negara afrika di teluk guinea GHANA Negara afrika di teluk guinea TOGO Negara afrika di teluk guinea BENIN Negara afrika di teluk guinea BANGLADESH Negara di dekat teluk Benggala KUWAIT Negara di pesisir Teluk Persia BENGKOLAN Teluk di provinsi Kalimantan Barat

Dansekarang, giliran permainannya TTS Pintar Taman nasional di Sulawesi Tengah. Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. Kunci Jawaban TTS Pintar Taman nasional di Sulawesi Tengah: Lorelindu; Hanya itu yang harus kami tunjukkan.

Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS teluk disulawesi tengah. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS Teka Teki Silang populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Gunakan tanda tanya ? untuk huruf yang tidak diketahui. Contoh J?W?B

ttspintar # 102 jawaban: 1 - teluk di sulawesi tengah : tomini 2 - dalam keadaan bahaya : terancam 3 - lelehan batuan panas di kerak bumi : magma 4 - cerita negatif tentang seseorang : gosip 5 - akar yang menjadi besar dan berisi : umbi 6 - lawan kata : antonim 7 - anggota badan dari siku sampai ujung jari : tangan
ProvinsiSulaewsi Tengah memiliki banyak sekali teluk, di antaranya Teluk Ampana, Teluk Lamata, Teluk Palu, Teluk Peleng, Teluk Poh, Teluk Poso, Teluk Tolo, Teluk Tomini, dan Teluk Towori. Lantas, apa jawaban untuk TTS Pintar level 102 yang terdiri dari 6 kotak? Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah Teluk Tomini.
. 386 348 337 37 292 5 42 167

teluk di sulawesi tengah tts