AyatAlkitab Tentang Kesembuhan. Dibawah ini kami tampilkan beberapa ayat alkitab untuk memberikan kekuatan kepada orang-orang yang sedang menderita oleh sebab sakit penyakit. Sebab kesembuhan yang sejati hanyalah ada di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. TUHAN membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama
Yohanes 41-26 Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya. Yohanes 413-14 Kita cukup sering berhadapan dengan peristiwa yang tidak terduga di dalam hidup ini. Lalu kita berkata, “Aduh, kok bisa kebetulan gini yah... ketemu kamu di sini, padahal kita nggak janjian!” Dan masih banyak peristiwa lainnya yang kita katakan kebetulan. Peristiwa-peristiwa itu berbanding terbalik dengan rencana Tuhan. Melalui peristiwa perjumpaan Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria, kita melihat tidak ada kata kebetulan dalam kamusnya Tuhan. Sebuah perjumpaan biasa di pinggir sumur yang menghasilkan perubahan luar biasa di dalam diri perempuan Samaria ini. Agenda Yesus jelas untuk mengubahkan perempuan Samaria itu. Di ayat 4 dituliskan Ia Yesus harus melintasi daerah Samaria. Letak Samaria memang berada di antara Yudea dan Galilea tetapi bukan berarti satu-satunya jalan yang bisa dilalui untuk menuju ke Galilea. Bagi orang Yahudi, mereka biasanya tidak akan memilih jalan yang melewati Samaria karena mereka membenci orang Samaria. Apa istimewanya perempuan Samaria yang ditemui Yesus ini? Tidak ada. Justru sebaliknya, hidupnya kacau. Pada ayat 6 dan 7 disebutkan bahwa perempuan ini mengambil air di siang bolong, seorang diri karena malu. Ia memiliki kehidupan yang jauh dari bahagia. Ia menikah sampai lima kali dan saat itu hidup dengan laki-laki yang bukan suaminya. Akar permasalahan perempuan tersebut adalah dosa dan ini masalah yang tidak bisa diselesaikannya sendiri. Karena itulah Yesus datang dalam kasih untuk mengubahkan hidupnya. Kehidupan perempuan Samaria berubah jauh ketika berjumpa dengan Yesus dan pada akhirnya bisa dengan spontan menyaksikan kebesaran-Nya. Yesus pun sangat mengasihi kita. Perbuatan kita mungkin tidak lebih parah dari perempuan Samaria tersebut, tetapi status kita sama, yaitu orang berdosa. Kalau kita mengenal dan bisa percaya Yesus bukan karena kebetulan, ini adalah anugerah yang diberikan Tuhan di dalam rencana-Nya yang agung. Kalau kita sungguh mengakui hidup kita sudah ada di dalam Yesus maka cara hidup kita pun haruslah sungguh berubah. Beryukurlah atas kasih anugerah-Nya, yang tidak secara kebetulan telah menyelamatkan dan menebus dosa-dosa kita. TIDAK ADA PERISTIWA KEBETULAN DI DALAM RENCANA TUHAN ATAS KEHIDUPAN ANDA.
Berikut50 renungan ayat Alkitab untuk janin dalam kandungan yang sudah untuk Mama. Yuk, disimak! 1. Ayat Alkitab tentang rencana Tuhan terhadap anak dari sejak dalam kandungan. Sebagai umat Kristiani, tentunya kita percaya bahwa seluruh hidup kita sudah ada dalam rencana Tuhan. Begitu juga dengan anak kita, bahkan
Ilustrasi Sr. Elisa Petra membopong orok bayi yang baru saja lahir usai proses persalinan. Dok. OSA Rabu, 11 Agustus 2021 1815-20 KETIKA diambang putus asa, seorang teman mengirimi kata-kata bijak via WA group SMP, “Tuhan benteng hidupku dan gunung pengungsianku.” Padahal teman ini, setiap kali posting biasanya isinya ngacau. Namun pagi itu dia kirim kalimat tadi dengan kata-kata di bawahnya. “Ingat bro, ada Tuhan yang bisa kita mintai pertolongan,” tulisnya. “Padahal semalaman, saya tidak bisa tidur. Atau lebih tepatnya berusaha tidak tidur, karena isteriku pendarahan lagi,” kata seorang teman yang berdiri di samping ranjang istrinya yang baru saja melahirkan. “Selama 24 jam kemarin iman dan kepercayaanku pada Tuhan benar-benar diuji,” katanya. “Kami sebenarnya ke rumah sakit untuk kontrol kandungan. Bukan untuk proses kelahiran, karena usia bayi dalam kandungan isteriku baru tujuh bulan,” ujarnya. “Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ada masalah pada bayi dan tembuni-nya hingga kami harus secepatnya dioperasi untuk menyelamatkan bayi dan ibunya,” ujarnya lagi. “Kami syok. Bahkan isteriku mungkin karena terlalu stres lalu pendarahan. Di situlah saya langsung lemas, menangis karena kandungan yang pertama dulu sudah berusia delapan bulan dan meninggal di dalam kandungan karena isteriku pendarahan,” katanya. “Saya benar-benar trauma, kesedihan dan kehampaan seakan terbayang di depan mata, semuanya jadi gelap dan menyesakkan,” ujarnya lagi “Dalam kekalutan itulah, saya sekilas ingat postingan teman di group SMP yang seakan ditujukan untuk saya semata, ingat Tuhan,” katanya. “Saat itulah saya dengan cepat minta doa keluarga dan teman-teman. Saya sebar ke berbagai group WA yang ada di HP ku dengan permintaan doa untuk keselamatan isteri dan bayiku,” katanya lagi. “Ketika isteriku masuk ruang operasi, saya tidak henti-hentinya berdoa Bapa Kami, Salam Maria, dan menyebut hati kudus Yesus berulang-ulang. Karena hanya doa itu yang spontan muncul di pikiran, bibir dan hati saya,” ujarnya. “Tiga jam saya benar-benar takut dan cemas. Saya benar-benar mohon kepada Tuhan untuk keselamatan isteri dan anakku,” kenangnya. “Puji Tuhan, Tuhan mengabulkan doaku, doa isteriku dan doa semua keluarga dan teman-teman yang bersatu dengan kami dalam doa. Isteriku dan anakku selamat dan sehat. Anakku sekarang di inkubator karena masih perlu perawatan yang intensif,” katanya dengan penuh syukur. “Saya percaya dalam hidup ini, tidak ada yang kebetulan. Semua sudah direncanakan Tuhan,” katanya. “Tuhan sudah menentukan dan menuntun kami untuk memeriksakan kandungan kemarin. Jika kami terlambat mungkin kejadiaannya tidak seperti saat ini,” katanya lagi “Postingan temanku yang tidak biasa, yang menjadi penuntunku dalam mendampingi isteri. Saya kira juga bukan sebuah kebetulan, namun sudah ada dalam rencana Tuhan,” ujarnya lagi. “Kekuatan doa itu sungguh luar biasa dan dahsyat. Apalagi jika kita lakukan bersama-sama. Inilah yang terjadi ketika saya meminta doa keluarga dan teman-teman,” ujarnya. Tuhan mengangkat kepedihan hati kami, ketika dokter mengatakan bahwa istri dan anakku selamat dan baik keadaanya. Kesusahan dan trauma selama ini, disembuhkan oleh Tuhan sendiri dengan karunia kelahiran anak bagi kami. Tuhan adalah Sang Penyelenggara Ilahi, segalanya ada dalam tangan-Nya. Apakah aku merasakan kekuatan doa dalam hidup ini?
PENDAHULUAN Al-Quran adalah kitab petunjuk dan hidayah bagi manusia dan seluruh makhluq -yang bertaqwa- di atas bumi ini sesuai dengan penegasan Al-Quran : Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS 2:2), agar dapat hidup teratur dan tertib serta benar dalam kehidupan ini.
Sering kali kita menyebut kata “kebetulan” sebagai ungkapan untuk suatu hal yang tidak disangka-sangka oleh kita sebelumnya. Misalnya, kita sedang pergi ke pasar untuk belanja, lalu disaat melewati pintu masuk pasar tiba-tiba ada penjual ikan yang menawarkan ikannya dengan harga yang sangat murah. Kita menganggap hal tersebut adalah kebetulan. Lalu contoh lain, ketika kita sedang perjalanan menuju ke suatu, tempat tiba-tiba ban mobil yang kita tumpangi bocor. Dan beberapa menit kemudian terjadi kecelakaan dari beberapa kilometer dari tempat kita. Lalu apakah kejadian tersebut suatu kebetulan juga? Mari kita simak Ayat-ayat Allah SWT berikut, “Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Miliknya apa yang di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmunya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursinya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar”. Al Baqarah 2 255 Lalu perhatikan juga ayat berikut, “Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya, tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut, tidak ada sehelai daun pun yang tidak diketahuinya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak ada pula sesuatu yang basah atau yang kering yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh”. Al An’aam 6 59 Kemudian, mari simak Asmaul Husna, Ilmu Maha Mengetahui, Sama’ Maha Mendengar, Bashar Maha Melihat, Aliman Dzat yang Maha Mengetahui, Sami’an Dzat yang Maha Mendengar, Bashiran Dzat yang Maha Melihat. Apabila kita telaah kembali kemudian renungkan apa yang tersirat dalam ayat-ayat dan sifat-sifat Allah tersebut, maka jelaslah bawa tidak ada yang kebetulan, melainkan semuanya sudah terencana oleh-Nya. Saat menyatakan kalimat “ini kebetulan” atau semacamnya, ada indikasi kita mengungkapkan bahwa hal yang dialami terjadi tidak dengan takdir Allah. Hal ini tentu saja keliru, pasalnya Allah SWT sudah menakdirkan atau menetapkan hal itu sebelumnya. Tak mungkin Allah mengetahui belakangan atau secara kebetulan mengetahuinya. Dalam contoh yang pertama, Allah sudah menetapkan rezeki kita, dengan mendapatkan harga ikan yang sangat murah Allah memberikan rezeki atas perantara penjual ikan tersebut dan Allah sudah mengetahui bahwa kita akan pergi ke pasar untuk membeli ikan. Sementara contoh yang kedua, Allah Maha Mengetahui bahwa akan ada kecelakaan di depannya. Dan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Maka dari itu, Allah memberikan perantara ban mobil kita bocor supaya tidak terjadi kecelakaan kepada kita. Lalu, apakah kita hidup dan mati juga merupakan suatu kebetulan juga? Coba renungkan, “Pernahkah, saat kamu tanpa sengaja memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu dan tiba-tiba orang itu muncul atau dia menelponmu? Itu adalah kuasa Allah yang ingin menghibur kamu”. Sekali lagi, tidak ada yang kebetulan dalam hidup manusia. Terlalu mudah bagi Allah untuk mendemonstrasikan kasih dan kuasa-Nya di saat manusia merasa dirinya tidak mampu. Logika manusia terbatas, akal pikiran manusia yang pintar pun tidak mampu menguak isi alam. Jika kamu mengatakan kebetulan, itu adalah bahasa ketidaksanggupan manusia menerima kesengajaan Allah. Oleh Anis Riskiyatul Jannah,
Tuhantidak pernah melakukan sesuatu secara kebetulan, dan Tuhan tidak pernah melakukan kesalahan. Tuhan memiliki alasan untuk segala sesuatu yang Ia ciptakan. Setiap tumbuhan dan hewan direncanakan oleh Tuhan dan setiap orang dirancang dengan sebuah tujuan di dalam pikiran Tuhan. Motivasi Tuhan saat menciptakan Anda adalah karena kasih-Nya.
Dalam kehidupan ini, sering kali kita dihadapkan dengan keadaan atau peristiwa atau situasi yang tidak pernah kita duga sebelumnya atau kita rencanakan terlebih dahulu. Seolah kejadian itu terjadi begitu saja secara kebetulan. Ya, istilah kebetulan ini sering kita pakai dan kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan mengulas secara singkat tentang ungkapan kebetulan dilihat dari sudut pandang aqidah dan hukum Islam Latah mengucapkan Ini sebuah kebetulan’ Masing -masing dari kita hampir bisa dipastikan pernah mengalami suatu peristiwa yang terjadi tanpa dia bayangkan, perkirakan atau rencanakan sebelumnya. Peristiwa tersebut bisa peristiwa kecil maupun besar, penting atau pun tidak. Terkadang peristiwa yang sering kita istilahkan secara latah dengan kebetulan ini bahkan berkaitan dengan keselamatan kita. Misalnya saja seseorang sedang naik kendaraan di tengah malam melewati sebuah jalanan yang sangat sepi karena jalan itu berada di sebuah kebun pohon kayu jati yang luas. Tiba-tiba bannya kempes karena terkena paku di jalan tersebut. Maka dengan terpaksa dia harus menuntun motornya melintasi jalan sepi dan asing. Tidak terbayang akan ketemu tukang tambal ban dalam waktu dekat. Secara kebetulan, melintas seorang pemotor. Kemudian berhenti dan bertanya ada masalah apa. Ternyata dia seorang polisi. Lantas sang polisi membantunya mendorong motor tersebut dari belakang hingga keluar area sepi tersebut dan diantarkan sampai bertemu tukang tambal ban yang buka 24 jam. Dalam konteks interaksi sosial di antara sesama manusia hal itu bisa diterima oleh akal sehat sebagai peristiwa yang bersifat kebetulan. Namun, apakah benar hal itu sebuah peristiwa kebetulan bila dilihat dari sudut pandang aqidah Islamiyah? Apakah ada Kebetulan Dalam Islam? Apakah ada kebetulan dalam Islam Dalam Islam, salah satu ajaran yang telah disepakati sebagai salah satu prinsip penting dalam aqidah islamiyah adalah ajaran tentang beriman kepada takdir Allah Ta’ala. Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang terjadi tanpa ditakdirkan oleh Allah terlebih dahulu sebelumnya. Allah mengetahui apa saja yang akan terjadi dan sudah dituliskan seluruh peristiwa yang akan terjadi hingga hari kiamat di Lauhul Mahfuzh. Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim 2653 dalam shahihnya dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, dia berkata,” Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ”Allah telah menulis takdir seluruh makhluk 50 ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” Bila demikian halnya, maka tidak mungkin ada sesuatu yang terjadi yang bersifat kebetulan atau terjadi diluar takdir dan pengetahuan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelumnya. Semua kejadian sekecil apa pun sudah tercatat di tempat yang aman dan tidak akan pernah mengalami pergantian atau pun perubahan. Jadi, bila dilihat dari sudut pandang akidah Islamiyah, dilihat dari perbuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap alam raya ini beserta makhluk – makhluk yang ada di dalamnya. Maka tidak ada istilah kebetulan untuk sebuah peristiwa dan tidak dibenarkan untuk mengatakannya. Namun apakah demikian halnya bila dilihat dari sudut pandang perbuatan manusia yang tidak mengetahui apa yang bakal terjadi meski beberapa menit yang akan datang? Baca juga Pengertian Bashirah Dalam Islam Hukum Mengucapkan kebetulan Dalam Islam Akhirnya muncullah sebuah pertanyaan, apakah hukumnya seorang muslim mengucapkan “Saya sedang berjalan di depan sebuah toko buku, secara kebetulan saya bertemu dengan teman masa kecil saya.” Bagaimana hukumnya mengucapkan “kebetulan” saat menceritakan suatu peristiwa yang terjadi secara mendadak di luar perkiraan dan rencananya sama sekali seperti contoh tersebut? Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid pernah ditanya dengan pertanyaan semacam ini dan beliau memberikan jawaban sebagai berikut[i] ”Tidak ada salahnya menggunakan kata “kebetulan”, karena yang dimaksud pembicara adalah dia bertemu orang itu tanpa kesepakatan sebelumnya untuk bertemu, dan tanpa bermaksud melakukannya; Ia tidak bermaksud bahwa pertemuan ini terjadi tanpa takdir Allah Azza wa Jalla. Penggunaan kata kebetulan’ telah terdapat dalam sejumlah hadits. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan Muslim 2144 dari Anas dia berkata, فَانْطَلَقْتُ بِهِ يعني بعبد الله بن أبي طلحة إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَادَفْتُهُ وَمَعَهُ مِيسَمٌ . . . الحديث. والميسم أداة تستخدم في الكي . Saya berangkat bersamanya yaitu, dengan Abdullah bin Abi Talhah untuk pergi ke Rasulullah ﷺ dan kami bertemu dengannya secara kebetulan dan Rasulullah ﷺ sedang membawa Misam …al-hadits. الميسم Misam adalah alat yang digunakan dalam pengobatan dengan metode Kay yaitu dengan besi yang dipanaskan lalu ditempelkan ke tempat luka. وروى أبو داود 142 عَنْ لَقِيطِ بْنِ صَبْرَةَ قَالَ كُنْتُ وَافِدَ بَنِي الْمُنْتَفِقِ أَوْ فِي وَفْدِ بَنِي الْمُنْتَفِقِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ نُصَادِفْهُ فِي مَنْزِلِهِ وَصَادَفْنَا عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ . . . الحديث . صححه الألباني في صحيح أبي داود . Abu Dawud 142 meriwayatkan dari Laqith bin Shabrah, dia berkata,”Saya datang di antara delegasi Bani Al-Muntafiq kepada Rasulullah ﷺ. Ketika kami datang kepada Rasulullah ﷺ , kebetulan kami tidak menemukannya di rumahnya tetapi kebetulan Aisyah Ummul Mukminin ada di sana….” Hadits ini digolongkan sebagai hadits shahih oleh al-Albani dalam Shahih Abi Dawud. Dalam Fatawa Al-Lajnah ad-daimah 3/393 dinyatakan “ليس قول الإنسان قابلت فلاناً صدفة محرّماً أو شركاً، لأن المراد منها قابلته دون سابق وعد أو اتفاق على اللقاء مثلاً وليس في هذا المعنى حرج” اهـ . “Ungkapan yang digunakan oleh banyak orang, “Saya bertemu fulan ini secara kebetulan” dan lain-lain, tidaklah haram dan bukan syirik, karena yang dimaksud dari ungkapan tersebut adalah bertemu dengannya tanpa ada perjanjian atau kesepakatan sebelumnya untuk bertemu, misalnya, dan tidak ada salahnya dengan arti ini.” Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya Apa pendapat Anda tentang penggunaan ungkapan “secara kebetulan”? Beliau rahimahullah menjawab Kami berpendapat tidak ada yang salah dengan ungkapan ini. Ini adalah ungkapan yang sudah dikenal dan disebutkan dalam beberapa hadits صادفْنا رسول الله صادفَنا رسول الله Kami bertemu Rasulullah ﷺ secara kebetulan. Rasulullah ﷺ bertemu dengan kami secara kebetulan. Berkenaan dengan perbuatan manusia, hal-hal bisa terjadi secara kebetulan, karena orang tidak memiliki pengetahuan tentang perkara ghaib dan sesuatu dapat terjadi tanpa dia sadari atau orang melakukan sejumlah hal yang tidak mengarah kepada sesuatu yang kebetulan tersebut atau tidak memperkirakannya. Tetapi sehubungan dengan perbuatan Allah, tidak demikian halnya, karena segala sesuatu diketahui oleh Allah dan segala sesuatu ditentukan oleh-Nya. Berkaitan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada yang terjadi secara kebetulan untuk selamanya. Tetapi sehubungan dengan Anda dan saya, kita dapat bertemu tanpa pengaturan sebelumnya dan tanpa menyadarinya atau merencanakannya. Inilah yang disebut dengan kebetulan, dan tidak ada yang salah dengan itu. Namun berkaitan dengan perbuatan Allah, hal ini terlarang dan tidak boleh digunakan.” [Fatawa Asy-Syaikh Ibni Utsaimin 3/117] Wallahu a’lam. Dalil Tidak Ada Kebetulan Dalam Al Quran dan Hadits Semua peristiwa yang terjadi di dunia ini, baik yang terjadi di bumi maupun di angkasa luar dan alam semesta seluruhnya, tidak ada yang bersifat kebetulan. Dalam arti semuanya terjadi atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ketetapan-Nya. Semuanya telah diketahui oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum persitiwa tersebut terjadi. Ini bila dilihat dari sudut pandang perbuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya saja bila dilihat dari sudut pandang perbuatan manusia yang tidak mengetahui peristiwa ghaib di masa datang, maka lazim adanya ungkapan bahwa suatu peristiwa terjadi secara kebetulan dalam arti tidak ada perencanaan atau perkiraan sebelumnya sama sekali. Terjadi begitu saja di antara mereka, walaupun semua itu terjadi atas pengetahuan dan ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tulisan berikut ini akan menjelaskan tentang dalil dari Al-Quran dan hadits tentang tidak adanya peristiwa kebetulan dari sudut pandang perbuatan Allah Ta’ala. Ayat Tentang Tidak Ada Yang Kebetulan Dalil Ayat Quran Tentang Tidak ada yang kebetulan di dunia ini Di antara ayat yang menunjukkan tidak ada peristiwa kebetulan di dunia ini bila dilihat dari sudut pandang perbuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebagai berikut 1. Ayat alquran tentang daun jatuh Dalam Surat Al-An’am 95 Allah Ta’ala berfirman, وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfudz” 2. Semua Yang Terjadi Sudah Dalam Lauh Mahfudz Al-Hajj 70 Allah Ta’ala berfirman, أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab Lauh Mahfuzh. Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. 3. Semua Sudah Ditakdirkan Al-Qamar 49 Allah Ta’ala berfirman, إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. Allah menjelaskan bahwa setiap apa yang ada pada kehidupan ini telah ditakdirkan dan ditulis di Lauhul Mahfudz sejak dahulu, dan Allah memberikan kepada makhluk-Nya kewajiban yang dengannya Allah ciptakan mereka. [An-Nafahat Al-Makkiyah, Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi][ii] Hadits Tentang Tidak Ada Yang Kebetulan Dalil Hadits Tentang Tidak ada yang kebetulan Sedangkan hadits yang menunjukkan tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan bila dilihat dari sudut pandang perbuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebagai berikut Hadits Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiyallahu anhuma Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, dia berkata,” Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ”Allah telah menulis takdir seluruh makhluk 50 ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” [Hadits riwayat Muslim 2653] Hadits Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma Thawus bin Kisan Al-Yamani rahimahullah ulama Tabi’in berkata, أَدْرَكْتُ نَاسًا مِن أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ يقولونَ كُلُّ شيءٍ بقَدَرٍ، قالَ وَسَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بنَ عُمَرَ يقولُ قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ كُلُّ شيءٍ بقَدَرٍ، حتَّى العجْزُ والكيْسُ, أو الكيْسُ والعجْزُ “Aku mendapati sejumlah sahabat Rasulullah ﷺ , di antaranya Abdullah bin Umar. Dia berkata,”Segala sesuatu dengan takdir hingga dalam hal kelemahan dan kecerdasan atau kecerdasan dan kelemahan.” [Hadits riwayat Muslim di dalam Shahih Muslim no. 2655] Syaikh Alawi bin Abdul Qadir As-Saqqaf menjelaskan,”Yang dimaksud dengan sabda Rasulullah ﷺ “Segala sesuatu dengan takdir” adalah segala sesuatu tidak akan menjadi kenyataan kecuali telah didahului oleh ilmu Allah Azza wa Jalla, kehendak-Nya dan takdir-Nya. Hingga masalah “kelemahan” maksudnya adalah tidak adanya kemampuan. Ada pula ulama yang berpendapat maksud dari kelemahan’ di sini adalah meninggalkan kewajiban yang mesti dikerjakan, menunda-nundanya serta mengakhirkannya dari waktunya. Sedangkan maksud “kecerdasan” adalah rajin dan sangat cepat memahami berbagai urusan.” Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mentakdirkan kelemahan dan kecerdasan. Segala sesuatu tidak akan menjadi kenyataan kecuali hal itu telah didahului oleh ilmu dan kehendak Allah Ta’ala.[iii] Tanya Jawab Seputar Kebetulan Dalam Islam Ada dua pertanyaan yang perlu mendapatkan penjelasan yang memadai tentang persoalan ini 1. Pertemuan itu takdir atau kebetulan? Pertemuan Itu takdir atau kebetulan Pertemuan antara satu orang atau sekelompok orang dengan yang lain, ada yang direncanakan terlebih dahulu dan ada yang tidak. Kedua jenis pertemuan tersebut semuanya terjadi atas kehendak dan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada sesuatu yang terjadi di alam raya ini tanpa terlebih dahulu diketahui oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum terjadi. Semuanya sudah ditulis oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiyallahu anhuma dia berkata,” Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ”Allah telah menulis takdir seluruh makhluk 50 ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” [Hadits riwayat Muslim 2653] BIla dilihat dari perbuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka pertemuan itu bukan sesuatu yang bersifat kebetulan meskipun terjadi di luar rencana orang-orang yang bertemu. Namun dari sudut pandang perbuatan manusia, seseorang atau sekelompok orang bisa saja bertemu tanpa direncanakan dan diperkirakan sebelumnya. Terjadi begitu saja di luar dugaan sama sekali. Hal ini karena manusia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Sehingga sering terucap, ketika bertemu secara tidak sengaja, ungkapan seperti,”Kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini”; “Kebetulan saya menemukan cincinnya yang terjatuh”, dan seterusnya. Ungkapan semacam ini oleh para ulama dibolehkan karena bukan bentuk menafikan takdir Allah Ta’ala atau mengingkari bahwa Allah Ta’ala Maha Mengetahui segala sesuatu. 2. Maksud Tidak ada yang kebetulan semua sudah diatur Allah. Tidak ada yang kebetulan semua sudah diatur Allah Maksud dari ungkapan tidak ada yang kebetulan, semua sudah diatur oleh Allah adalah bila dilihat dari sisi perbuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini bagian dari kandungan beriman kepada Qadha’ dan Qadar. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah berkata, أن الله علم مقادير الأشياء وأزمانها قبل إيجادها، ثم أوجد ذلك على ما سبق به علمه، فكل محدث صادر عن علمه وقدرته وإرادته “Sesungguhnya Allah mengetahui ukuran segala sesuatu dan waktu-waktunya sebelum penciptaan semua itu. Kemudian menciptakan semua itu berdasarkan ilmu Allah Ta’ala mengenai hal tersebut. Dengan demikian, semua yang diciptakan itu bersumber dari ilmu Allah, kekuasaan-Nya dan kehendak-Nya.”[iv] Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata,” Berkenaan dengan perbuatan manusia, hal-hal bisa terjadi secara kebetulan, karena orang tidak memiliki pengetahuan tentang perkara ghaib dan sesuatu dapat terjadi tanpa dia sadari atau orang melakukan sejumlah hal yang tidak mengarah kepada sesuatu yang kebetulan tersebut atau tidak memperkirakannya. Tetapi sehubungan dengan perbuatan Allah, tidak demikian halnya, karena segala sesuatu diketahui oleh Allah dan segala sesuatu ditentukan oleh-Nya. Berkaitan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada yang terjadi secara kebetulan untuk selamanya. [Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin 3/117]. Wallahu a’lam. Demikian ulasan singkat tentang ungkapan kebetulan’ dalam Islam. Semoga bermanfaat. Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu dari rahmat Allah semata dan bila ada kesalahan dan kekeliruan maka itu dari kami dan dari setan. Allah dan rasul-Nya berlepas diri darinya. [i] [ii] [iii] [iv] Tulisan tentang kebetulan dalam Islam ini pertama kali diunggah pada 17 April 2021 dan diupdate pada 15 September 2021
Padaakhirnya, tidak terasa saya sudah lulus dari SMA. Puji Tuhan! Tuhan menempatkan kita di tempat yang sekarang bukan karena kebetulan, Tuhan memakai kita dengan cara-Nya untuk membantu sesama di sekitar kita. Sudahkah kita peka akan panggilan-Nya? Log in to post comments
Jakarta, NU OnlineAntara ayat yang satu dengan ayat yang lain di dalam Al-Qur’an mustahil bertentangan. Hal itu karena Al-Qur’an merupakan mukjizat. Penegasan ini disampaikan Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama LD PBNU KH Misbahul Munir.“Al-Qur’an pasti sinkron, karena itu mukjizat. Al-Qur’an bukan bikinan manusia, bukan dikarang oleh Nabi Muhammad. Tapi Al-Qur’an wahyu dari Allah subhanahu wata’ala,” kata Kiai Misbah saat mengisi pengajian Ramadhan di Majid An-Nahdlah Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu 19/5 itu berbeda dengan buku atau tata aturan negara dalam bentuk Undang-Undang sebagai produk manusia, sehingga sering terjadi kesimpangsiuran di dalamnya.Baca Hidupkan Ramadhan dengan Kegiatan Bernilai IbadahKiai Misbah juga mengatakan bahwa Al-Quran merupakan mukjizat yang terhebat dan bertahan sampai hari kiamat. “Al-Qur’an adalah mukjizat paling besar dan bertahan sampai hari ini dan hari kiamat,” Nabi Muhammad, terdapat nabi-nabi lain yang mendapat mukjizat. Seperti Nabi Musa dengan tongkatnya yang bisa membelah laut, Nabi Isa dengan mukjizatnya bisa menyembuhkan orang buta dan menghidupkan orang mati, dan Nabi Ibrahim yang dibakar, tapi tidak mati. Namun demikian, kata Kiai Mishbah, Al-Qur’an merupakan mukjizat yang terhebat dibanding mukjizat yang diterima nabi-nabi lain. “Mukjizat Nabi Musa, Isa, dan Ibrahim hebat, tapi tidak sehebat mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad yang berupa Al-Qur’an,” jelasnya. Husni Sahal/Kendi Setiawan
. 1 326 469 353 175 56 193 129
ayat tentang tidak ada yang kebetulan